Page 36 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 36
sesuai kaidah Islam.
2. Lajnah Bahsul Masa’il Nahdlatul Ulama didalamnya terdapat tiga pendapat
mengenai riba:
a. Haram, sebab termasuk utang yang dipungut rente;
b. Halal, sebab tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat yang
berlaku tidak dapat begitu saja dijadikan syarat;
c. Syubhat, sebab para ahli hukum masih terdapat perselisihan pendapat.
Namun, Lajnah memutuskan pada pilihan yang lebih berhati-hati, yakni
menyebut bunga bank adalah haram.
3. Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg
dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya “Bunga
dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan
4. Mufti Negara Mesir sejak tahun 1900 hingga 1989 memutuskan bahwa bunga
bank termasuk salah satu riba yang diharamkan.
5. Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan
konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9,
Mekkah 12 – 19 Rajab 1406 H).
6. Majma’ Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas utang yang telah
jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya, dan
sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian pula bunga (interest) atas
pinjaman yang ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah
Riba yang diharamkan dalam syari’at. (Keputusan No. 10 Majlis Majma’
Fiqh Islamy, Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985).
7. Konsul Kajian Islam Dunia (KKID) dalam Konferensi II KKID di Universitas
al-Azhar pada bulan Muharram 1385 H/Mei 1965 M menetapkan bahwa tidak
ada sedikitpun keraguan atas keharaman praktik pembungaan uang pada
bank-bank konvensional.
28 | A K A D , T A T A K E L O L A D A N E T I K A S Y A R I A H