Page 35 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 35
(atas pokok utang) yang diambil oleh kreditur (orang yang memberikan
utang) dari debitur (orang yang berutang) sebagai imbalan atas masa
pembayaran utang
7. Muhammad Abu Zahrah dalam Buhuts fi al-Riba: Riba (yang dimaksud
dalam) alQur’an adalah riba (tambahan, bunga) yang dipraktikkan oleh bank
dan masyarakat; dan itu hukumnya haram, tanpa keraguan.
8. Yusuf al-Qardhawy dalam Fawa’id alBunuk: Bunga bank adalah riba yang
diharamkan.
9. Wahbah al-Zuhaily dalam Al-Fiqh alIslamy wa Adillatuh: Bunga bank adalah
haram, haram, haram. Riba atau bunga bank adalah riba nasi’ah, baik bunga
tersebut rendah maupun berganda. (Hal itu) karena kegiatan utama bank
adalah memberikan utang (pinjaman) dan menerima utang (pinjaman)…
Bahaya (madharat) riba terwujud sempurna (terdapat secara penuh) dalam
bunga bank. Bunga bank hukumnya haram, haram, haram, sebagaimana riba.
Dosa (karena bertransaksi) bunga sama dengan dosa riba; lain bahwa bunga
bank berstatus riba adalah firman Allah SWT … Dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu… (QS. Al-Baqarah
[2]: 279)
(9) FATWA ULAMA KONTEMPORER TENTANG RIBA
1. Majlis Tarjih Muhammadiyah pada tahun 1968 telah mengambil keputusan
bahwa:
a. Riba hukumnya haram dengan nash sharih Al-Qur’an dan al-Sunnah;
b. Bank dengan system riba hukumnya haram dan bank tanpa riba
hukumnya halal;
c. Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada para
nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara
musytabihat dan
d. menyarankan PP Muhammadiyah mengusahakan terwujudnya
konpensasi sistem perokonomian, khususnya industri perbankan agar
27 | A K A D , T A T A K E L O L A D A N E T I K A S Y A R I A H