Berita IAI

Era Baru Pengungkapan Keberlanjutan: Sinergi OJK dan IAI dalam Adopsi IFRS S1 & S2

17 September 2024 - Siaran Pers



Jakarta, 12 September 2024 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Bank Dunia dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyelenggarakan seminar bertajuk “Journeys Toward the Adoption of IFRS S1 dan S2 di Indonesia” pada 11-12 September 2024. Acara ini diadakan selama dua hari dengan kurang lebih 300 peserta yang berasal dari entitas non-bank pada hari pertama, serta perbankan dan perusahaan publik pada hari kedua. Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang IFRS Sustainability Disclosure Standards.

Acara dibuka dengan sambutan dari Joko Siswanto, Direktur Direktorat Keuangan Berkelanjutan OJK. Dalam sambutannya, Bapak Joko menyampaikan pentingnya kolaborasi antara regulator dan DSK IAI sebagai badan pembuat standar di Indonesia. Beliau menyatakan, “Kami percaya bahwa regulator harus bekerja sama dengan DSK-IAI sebagai standard setting body di Indonesia, untuk mendorong penerapan standar IFRS. Penerapan standar pengungkapan keberlanjutan IFRS merupakan suatu keniscayaan, dengan mempertimbangkan kesiapan industri dan ekosistem pendukungnya. Kami mendukung penerapan standar ini secara menyeluruh, dan OJK akan melakukan perannya dengan merumuskan pendekatan terbaik dalam menyusun peraturan OJK untuk penerapan standar bagi lembaga keuangan, emiten, dan perusahaan publik yang akan dilakukan secara bertahap.”

Bapak Joko Siswanto selaku Direktur Direktorat Keuangan Berkelanjutan OJK menyampaikan sambutan.

Rosita Uli Sinaga dan Lindawati Gani, anggota Dewan Pengurus Nasional IAI, menegaskan dalam sambutannya bahwa, “Salah satu upaya untuk mensukseskan proses adopsi IFRS S1 dan S2 di Indonesia adalah kerja sama yang baik antara IAI sebagai standard setter dan OJK sebagai regulator.”

Ibu Rosita Uli Sinaga selaku Ketua Dewan Pemantau Standar Keberlanjutan IAI menyampaikan sambutan

Selanjutnya, mereka menekankan bahwa “Kerja sama ini tidak hanya OJK sebagai regulator tetapi juga OJK sebagai mitra proaktif dalam penyusunan standar pengungkapan keberlanjutan”.

Mereka juga menyampaikan bahwa kehadiran IFRS Sustainability Disclosure Standards membawa kita kepada era baru dalam pengungkapan keberlanjutan. Era baru ini mengintegrasikan pengungkapan keuangan dan keberlanjutan untuk memberikan informasi yang komprehensif tentang kinerja perusahaan. Penyusunan pengungkapan keberlanjutan tersebut menuntut perusahaan untuk memiliki proses pelaporan dengan tata kelola dan pengendalian internal yang baik setara seperti pada laporan keuangan.

Lebih lanjut, mereka juga menyampaikan bahwa IFRS Sustainability Disclosure Standards memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan paradigma pelaporan keberlanjutan sebelumnya, dengan fokus pada integrasi tata kelola, strategi, manajemen risiko, serta target dan metrik perusahaan.

Sambutan juga disampaikan oleh Habib Rab, Lead Economist and Prosperity Program Leader for Indonesia and Timor Leste dari World Bank dan Jonathan Labrey, Chief Connectivity and Integrated Reporting Officer dari IFRS Foundation. Selanjutnya, seminar sesi pertama diisi oleh Ibu Yuliana Sudjonno pada hari pertama dan Ibu Susanti di hari kedua. Keduanya merupakan anggota Dewan Standar Keberlanjutan (DSK) IAI, yang memaparkan materi terkait pengaturan dalam IFRS S1 dan S2.

Sesi kedua diisi oleh Andrei Busuioc, Senior Financial Management Specialist dan Central Asia FM Coordinator dari World Bank. Dalam presentasinya Andrei menyoroti pentingnya koordinasi nasional dalam penerapan standar pengungkapan keberlanjutan, dengan menyatakan bahwa institusi harus tunduk pada persyaratan pelaporan dari berbagai pihak, seperti regulator sekuritas, bank sentral, dan otoritas audit.

Mr. Habib Rab selaku Lead Economist and Prosperity Program Leader for Indonesia and Timor Leste dari World Bank menyampaikan sambutan

“National authorities need to ensure that their requirements are aligned” ujar Andrei, menegaskan pentingnya harmonisasi antara berbagai otoritas untuk memastikan penerapan yang efektif.

Sesi ketiga membahas mengenai stocktaking dan gap analysis implementasi pengungkapan keberlanjutan di Indonesia. Sesi tersebut diisi oleh  Luluk Widyawati Ketua Tim Kerja Keberlanjutan IAI pada hari pertama. Sedangkan pada hari kedua disampaikan oleh Prabandari I Moerti anggota DSK IAI, keduanya dimoderatori oleh Bapak Jarot Suroyo selaku Deputi Direktur DKB DSKT OJK dan juga anggota DSK IAI.

Seminar ini mempertegas pentingnya koordinasi yang kuat antara IAI dan OJK dalam memastikan adopsi IFRS Sustainability Disclosure Standards di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Dengan kerjasama yang erat, pengungkapan keberlanjutan tidak hanya menjadi bagian dari kepatuhan, tetapi juga menjadi strategi bisnis yang terintegrasi dengan pelaporan keuangan.