Navigate to:
10 Desember 2024 - Siaran Pers
Profesi akuntan terus berevolusi seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya fokus pada keberlanjutan. Para pemangku kepentingan sepakat bahwa akuntan kini bukan hanya pengelola angka, tetapi juga pemimpin strategis yang membentuk masa depan bisnis berkelanjutan.
Dalam sesi seminar HUT 67 IAI yang bertema "How Accountants can Develop Expertise in Technology and Sustainability Ahead of Time", empat pembicara utama menguraikan transformasi peran akuntan. Prof. Lindawati Gani menyoroti pentingnya etika, keahlian, dan konektivitas dalam menghadapi era digital. Andrew Lim dari ACCA menekankan peran akuntan sebagai penggerak transisi keberlanjutan dari janji ke implementasi nyata. Venkkat Ramanan dari AICPA & CIMA menggarisbawahi pentingnya adaptasi terhadap risiko global dan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis. Sementara itu, Humphrey Johandyputra dari Bloomberg Indonesia menekankan pentingnya teknologi, seperti kecerdasan buatan, untuk meningkatkan pelaporan ESG.
Prof. Lindawati Gani menyoroti bahwa transformasi digital dan isu keberlanjutan menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi profesi akuntansi. Anggota DPN IAI dan Member Profesional Accountants in Business Advisory Group (PAIB AG) IFAC itu menegaskan bahwa digitalisasi bukan ancaman, tetapi peluang yang mendorong akuntan untuk mengadopsi peran strategis di luar tugas-tugas rutin. Ia menguraikan tiga pilar utama yang mendorong kepercayaan terhadap peran baru akuntan: etika, keahlian, dan konektivitas. Dalam konteks global, akuntan diharapkan memiliki keahlian teknis, kemampuan pengendalian, serta menjadi penghubung antara bisnis dan pengembang teknologi. Peran akuntan kini berevolusi dari sekadar menghitung angka menjadi pencipta nilai strategis.
Digitalisasi dan keberlanjutan menjadi fokus utama transformasi bisnis dalam lima tahun ke depan. Keahlian dalam teknologi, data ESG, dan keberlanjutan menjadi keunggulan kompetitif baru. Prof. Lindawati menyoroti pentingnya keterampilan analitis dan kreatif untuk mendorong pengambilan keputusan yang efektif.
Sejalan dengan ini, IAI meluncurkan berbagai inisiatif untuk memperkuat peran akuntan. Kampanye "Beyond the Numbers" mendorong profesi ini melampaui fungsi tradisional dan fokus pada nilai strategis. IAI juga mendirikan Dewan Standar Keberlanjutan (DSK), memfasilitasi sertifikasi berkualitas, memberikan 1.000 beasiswa bagi mahasiswa akuntansi berprestasi, serta berbagai program strategis lainnya.
Andrew Lim, Portfolio Head ACCA Maritime Southeast Asia, menjelaskan bahwa akuntan memegang peran sentral dalam transisi keberlanjutan dari komitmen menuju implementasi nyata. Pelaporan keberlanjutan bukan hanya alat pengukuran tetapi juga pendorong strategis untuk bisnis yang lebih baik. Dengan memanfaatkan teknologi seperti AI dan otomatisasi, organisasi dapat meningkatkan transparansi dan kredibilitas pelaporan, membantu menciptakan tata kelola yang baik.
Dalam konteks global, akuntan harus mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko keberlanjutan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi lintas yurisdiksi, dan mendukung penyelarasan target bisnis dengan komitmen internasional. Sebagai pencipta nilai, akuntan tidak hanya melihat angka, tetapi juga berkontribusi pada nilai sosial, bisnis, dan ekonomi yang lebih luas.
Sementara itu, Humphrey Johandyputra, Country Lead Bloomberg Indonesia, menekankan pentingnya inovasi teknologi untuk meningkatkan kedalaman data ESG, pemantauan regulasi, dan analisis berbasis kecerdasan buatan (AI). Meskipun teknologi adalah alat utama, akuntan tetap perlu mengembangkan kompetensi etika dan profesional untuk menangani data secara bertanggung jawab.
Tantangan utama seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan risiko teknologi menjadi perhatian dalam laporan Global Risk 2024. Venkkat Ramanan, Vice President APAC AICPA & CIMA, menegaskan bahwa akuntan harus beradaptasi dengan risiko-risiko ini, menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas strategis. Dengan fokus pada keberlanjutan, transformasi digital, dan nilai sosial, akuntan kini bukan hanya pencatat angka, tetapi juga pemimpin strategis yang berperan dalam membentuk masa depan dunia bisnis. Profesi ini terus berevolusi untuk menghadapi tantangan global dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Tentang IAI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang menaungi seluruh akuntan di Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. IAI merupakan anggota dan pendiri International Federation of Accountants (IFAC) dan ASEAN Federation of Accountants (AFA), serta associate member Chartered Accountants Worldwide (CAW).
Untuk menjaga integritas dan profesionalisme akuntan Indonesia, IAI menerbitkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Sebagai standard setter, IAI menyusun dan menetapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.
Informasi lebih lanjut tentang IAI, kunjungi www.iaiglobal.or.id, atau email ke iai-info@iaiglobal.or.id