Proses Penegakan Disiplin

Proses Penegakan Disiplin

Objek perkara dalam penegakan disiplin anggota terdiri dari:

  1. perkara dengan pengaduan; dan
  2. perkara tanpa aduan.
Perkara dengan pengaduan adalah dugaan tidak menaati dan melaksanakan standar profesi dan kode etik. Sementara perkara tanpa pengaduan dapat diadili jika anggota IAI :

  1. Tidak melakukan kewajiban membayar iuran anggota IAI;
  2. Tidak memelihara dan meningkatkan kompetensi melalui kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL);
  3. Tidak menaati dan melaksanakan standar profesi dan kode etik tanpa adanya pengaduan;
  4. Terbukti adanya temuan pelanggaran dari Dewan Reviu Mutu (DRM) KJA IAI;
  5. Tidak melaksanakan kewajiban dan/atau melanggar ketentuan AD, ART dan Peraturan Organisasi IAI;
  6. Pelanggaran standar profesi dan kode etik yang telah dikenakan sanksi oleh pihak lain yang memiliki kewenangan memberikan sanksi yaitu pengadilan/regulator/asosiasi profesi akuntansi lainnya; atau
  7. Terbukti melakukan tindak pidana dengan penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan merupakan keputusan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Pihak yang  terlibat dalam pengaduan adalah Pengadu dan Teradu. Pengadu dapat terdiri dari Anggota IAI, pengguna jasa akuntan, masyarakat umum, regulator, atau pengurus IAI. Sedangkan, pihak Teradu adalah Anggota IAI.

Berikut diagram yang mempermudah dalam memahami obyek penegakan disiplin anggota.



Penanganan perkara profesi mengikuti tahapan penanganan perkara dan sanksi ditetapkan oleh Dewan Penegakan Disiplin Anggota (DPDA) IAI. Sedangkan, penanganan perkara administrasi tidak mengikuti tahapan penanganan perkara dan sanksi ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI melalui surat yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Manajemen Eksekutif (ME) IAI kepada Anggota IAI yang bersangkutan. Penanganan perkara penegakan disiplin anggota IAI berpedoman pada kegiatan, tahapan, dan jadwal. Tahapan dalam penangan perkara penegagakan disiplin anggota IAI terdiri dari pengaduan perkaran, pemberitahuan sidang kepada para pihak, pemeriksaan perkara dan penyampaian putusan.
 


Penjelasan tahap tahap perkara pengaduan dijelaskan dibawah ini:

Tahap 1 dan 2: Pengaduan dan Pemberitahuan Para Pihak

Pengadu mengajukan pengaduan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada DPN atau DPDA IAI yang ditandatangani oleh Pengadu dan melampirkan dokumen (1). Dewan Reviu Mutu (DRM) KJA IAI dapat memberikan usulan perkara (tanpa pengaduan) kepada DPN/DPDA IAI berdasarkan hasil reviu mutu (1.i). DPN atau DPDA IAI menyerahkan formulir kepada ME IAI untuk dilakukan pemeriksanaan kelengkapan berkas (2). Namun, apabila dokumen dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak memenuhi persyaratan, ME IAI menyampaikan secara tertulis kepada Pengadu agar dapat dilengkapi (2.i). Apabila Pengadu tidak melengkapi kelengkapan berkas, ME IAI memberitahukan secara tertulis bahwa permohonan dianggap ditarik kembali. Pengadu dapat melengkapi kelengkapan berkas atas pengaduan perkara yang dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak memenuhi persyaratan (2.ii). Pengaduan perkara yang dinyatakan berkasnya lengkap dan/atau memenuhi syarat dicatat oleh ME IAI dalam Daftar Registrasi Pengaduan Perkara (3).


 Dokumen yang dimaksud dalam tahapan pengaduan ini berupa (1) Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) Pengadu dan (2) Materi pengaduan perkara yang cukup dan relevan beserta dokumen pendukung. Dokumen pendukung materi pengaduan perkara yang disampaikan oleh Pengadu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Memuat indikasi pelanggaran standar profesi dan/atau kode etik oleh Teradu;
  2. Memuat identitas teradu mencakup nama dan/atau entitas/KJA/KAP tempat bekerja Teradu;
  3. Memuat uraian lengkap materi pengaduan dengan disertai dokumen pendukung yang relevan dan cukup;
  4. Tidak melewati masa kedaluwarsa, yaitu 5 (lima) tahun setelah tanggal laporan jasa profesi diterbitkan;
  5. Tidak sedang dalam proses pengadilan di peradilan umum atau khusus; dan
  6. Tidak dalam pemeriksaan oleh penegak hukum atau instansi pemerintah lainnya yang memiliki kewenangan memberikan sanksi kepada anggota IAI.
Tahap 3: Pemeriksaan

Direktur Eksekutif ME IAI mengirimkan surat undangan kepada Pengadu untuk memberikan keterangan terkait materi pengaduan. Apabila Pengadu tidak hadir pada undangan pertama, maka Direktur Eksekutif IAI akan mengirimkan undangan kedua. Apabila Pengadu tidak hadir pada undangan kedua, maka pengaduan dinyatakan gugur. Saat sidang Pengadu, pengadu harus hadir secara Pribadi (atau jika tidak dapat hadir, dapat diwakilkan sesuai persyaratan; Pengadu juga dapat didampingi oleh penasihat hukum secara pasif.
Direktur Eksekutif ME IAI mengirimkan surat undangan kepada Teradu untuk pemeriksaan. Saat Sidang Teradu, Pihak Teradu harus hadir secara Pribadi (atau jika tidak dapat hadir, dapat diwakilkan sesuai persyaratan;  Teradu juga dapat didampingi oleh anggota IAI sebanyak-banyaknya 2 orang sebagai pembela, serta penasihat hukum secara pasif.
Pemeriksaan perkara meliputi:

  • Pemeriksaan pokok pengaduan perkara dalam sidang;
  • Pemeriksaan keterangan Pengadu dalam sidang penyampaian keterangan Pengadu;
  • Pemeriksaan Teradu dalam siding pemeriksaan Teradu;
  • Pemeriksaan alat bukti tertulis;
  • Mendengarkan keterangan saksi;
  • Mendengarkan keterangan ahli
  • Pemeriksaan dokumen pendukung tambahan yang ada selama proses pemeriksaan; dan
  • Pemeriksaan data, keterangan, perbuatan, keadaan, dan/atau peristiwa sesuai dengan alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk.
Keterangan yang diberikan oleh Pengadu dan Teradu dalam masing-masing sidang dimuat dalam Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK).

Alur pemeriksaan


Tahap 4: Penyampaian Putusan

Pengambilan putusan dilakukan dalam rapat pleno DPDA IAI setelah pemeriksaan perkara pengaduan dalam persidangan dipandang cukup. Pengambilan putusan dilakukan secara musyawarah mufakat setelah mendengarkan pendapat Anggota DPDA IAI. Dalam hal musyawarah tidak mencapai mufakat, pengambilan putusan dilakukan dengan suara terbanyak. Putusan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua dan Anggota DPDA IAI. Putusan dapat menyatakan memberi sanksi atau tidak memberi sanksi atas pengaduan perkara. Salinan putusan ditandatangani oleh Direktur Eksekutif ME IAI dan disampaikan kepada Teradu melalui surat pemberitahuan.


 Oleh sebab itu Anggota IAI wajib memelihara dan meningkatkan kompetensi sesuai PO IAI tentang Kewajiban Memelihara dan Meningkatkan Kompetensi melalui Kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) bagi Anggota Utama IAI Pemegang Sebutan Chartered Accountant Indonesia, serta wajib membayar iuran sesuai Peraturan Organisasi IAI tentang Kewajiban Membayar Uang Pangkal dan Iuran Anggota yang ditetapkan DPN IAI.
Dalam melaksanakan pemantauan pelaksanaan kewajiban anggota IAI tersebut, DPDA dibantu Manajemen Eksekutif IAI. Dalam melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, DPDA IAI berpedoman pada Peraturan Organisasi IAI tentang Tata Cara Penegakan Disiplin Anggota IAI. Selanjutnya tata cara penegakan disiplin anggota IAI, ditetapkan oleh DPN IAI melalui PO Nomor 2 Tahun 2020 (diberi link).

No. Rekening Bank Keanggotaan IAI
Bank Mandiri

Atas nama : Ikatan Akuntan Indonesia
No. Rekening : 122-000-6659398

Bank BCA

Atas nama : Ikatan Akuntan Indonesia
No. Rekening : 539-5555-666