Page 217 - MODUL CA - Pelaporan Korporat 2021
P. 217

Contoh 7.15 – Pendekatan Disederhanakan:
                 PT Arwana mempunyai basis pelanggan yang terdiri dari banyak pelanggan skala kecil. Pada tanggal 31
                 Desember 2018, PT Arwana memiliki saldo piutang dagang sebesar Rp500 juta. Termin kredit adalah 30
                 hari dan tidak ada bunga, sehingga tidak terdapat komponen pendanaan yang signifikan sesuai PSAK 72.


                 Pelanggan perusahaan umumnya berasal dari sector konstruksi dan makanan, serta berlokasi di Jakarta
                 dan Medan. Pola kerugian dari piutang tidak tertagih perusahaan dapat berbeda untuk pelanggan dari
                 segmen yang berbeda serta lokasi pelanggan.


                 Terkait implementasi PSAK 71, perusahaan mengobservasi tingkat gagal bayar di masa lulu untuk
                 pelanggannya sebagai berikut:
                  Tingkat gagal bayar untuk pelanggan di Jakarta
                                                 Konstruksi        Makanan
                  Belum jatuh tempo              1,30%             0,60%
                  1-30 hari lewat jatuh tempo    2,80%             1,95%
                  31-60 hari lewat jatuh tempo   5,1%              3,20%
                  >60 hari lewat jatuh tempo     8,30%             7,65%

                  Tingkat gagal bayar untuk pelanggan di Medan
                                                 Konstruksi         Makanan
                  Belum jatuh tempo              1,25%              0,20%
                  1-30 hari lewat jatuh tempo    2,70%              1,45%
                  31-60 hari lewat jatuh tempo   5,00%              2,80%
                  >60 hari lewat jatuh tempo     8,25%              5,75%


                 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perusahaan menilai bahwa tingkat gagal bayar historis
                 bervariasi tergantung status jatuh tempo. Tingkat gagal bayar historis juga bervariasi berdasarkan lokasi
                 pelanggan untuk sector makanan. Faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat gagal bayar di kedua
                 daerah tersebut mirip untuk sektro konstruksi dan diekspektasi akan berlanjut di masa depan. Perusahaan
                 menyimpulkan bahwa sektor konstruksi di kedua lokasi tersebut dapat digabung menjadi satu.


                 Berikutnya perusahaan mempertimbangkan informasi di masa depan, termasuk prakiraan faktor ekonomi
                 dan melakukan penyesuaian atas tingkat gagal bayar di masa lalu.  Terdapat prakiraan bahwa kondisi
                 ekonomi di masa depan yang akan lebih memburuk disbanding tahun sebelumnya dan kondisi tersebut
                 terutama akan berdampak ke sektor konstruksi dan berpengaruh minimal ke sektor makanan di Medan.

                 Berdasarkan hal tersebut, perusahaan mengestimasi tingkat tisiko gagal bayar per 31 Desember 2018
                 sebagai berikut:


                                                 Konstruksi di       Makanan di  Makanan di
                                                 Jakarta dan Medan  Jakarta      Medan
                  Belum jatuh tempo              2,75%              0,95%        0,30%
                  1-30 hari lewat jatuh tempo    5,80%              3,20%        2,10%
                  31-60 hari lewat jatuh tempo   8,80%              4,90%        3,00%
                  >60 hari lewat jatuh tempo     13,10%             9,00%        6,10%








        208      BAB 7 INSTRUMEN KEUANGAN



                                                                                                                   05/07/21   11.42
       MODUL CA - Pelaporan Korporat - Aja.indd   208
       MODUL CA - Pelaporan Korporat - Aja.indd   208                                                              05/07/21   11.42
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222