Page 142 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 142
C. LANDASAN SYARIAH
Hukum Musyarakah bersumber pada Al-Qur’an, sunah, dan ijma’ (konsensus).
Berikut adalah perincian landasan syariah dari akad musyarakah :
(1) DALIL AL-QUR’AN
QS Shad (38) : 24, Allah berfirman :
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa
Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat”.
Al-Syirazi, dalam kitab al-Muhadzdzab, berpendapat bahwa yang dimaksud al-
khulatha’ adalah menggabungkan atau menyatukan modal. Oleh karena itu, secara
tegas beliau menyatakan bahwa syirkah-amwal yang modalnya tidak disatukan
tidaklah sah.
QS An-Nisaa` (4): 12, Allah berfirman:
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai
anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar utangnya. Para isteri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
134 | A K A D , T A T A K E L O L A D A N E T I K A S Y A R I A H