Page 57 - Modul CA - Sistem Informasi dan Pengendalian Internal (Plus Soal)
P. 57
SiStem informaSi
dan Pengendalian internal
a. Melaksanakan Evaluasi atas ERM
Efektivitas ERM diukur dengan menggunakan penilaian-mandiri (self-assessment) atas manajemen
risiko perusahaan. Sebuah tim dapat dibentuk untuk menjalankan evaluasi ini, atau hal ini dapat
juga dilakukan oleh audit internal.
b. Menerapkan Supervisi yang Efektif
Supervisi yang efektif melibatkan pelatihan dan bantuan kepada para pegawai, monitoring kinerja
mereka, mengoreksi kesalahan, dan mengawasi para pegawai yang memiliki akses terhadap aset-
aset perusahaan. Supervisi sangat diperlukan khususnya dalam organisasi yang tidak memiliki
tanggung jawab pelaporan atau tidak memiliki pemisahan tugas yang memadai.
c. Menggunakan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban mencakup anggaran, kuota, daftar, biaya standard dan standar
kualitas; melaporkan perbandingan antara kinerja aktual dan kinerja yang direncanakan; dan
prosedur untuk menyelidiki dan mengoreksi varians yang signifikan.
d. Memonitor Aktivitas Sistem
Piranti lunak analisis risiko dan manajemen dan alat-alat pengendalian keamanan jaringan,
mendeteksi akses yang tidak sah, menguji kelemahan dan kerentanan, melaporkan kelemahan yang
ditemukan dan menyarankan perbaikan-perbaikan. Parameter biaya dapat dimasukkan untuk
menyeimbangkan tingkat toleransi risiko yang dapat diterima. Piranti lunak juga memonitor dan
DOKUMEN
melawan virus, spyware, adware, spam, pishing, dan email-email yang tidak sampah.
Semua sistem transaksi dan aktivitas harus dicatat dalam suatu log yang mengindikasikan
siapa yang mengakses data apa, dan dari piranti online yang mana. Log ini harus selalu dikaji
sesering mungkin dan digunakan untuk memonitor aktivitas sistem, menelusuri permasalahan
IAI
ke sumbernya, mengevaluasi produktivitas pegawai, mengendalikan biaya perusahaan, melawan
spionase dan serangan hacker, dan mematuhi peraturan.
e. Melacak Pembelian Piranti Lunak dan Piranti Mobile
Perusahaan harus mampu memastikan bahwa piranti lunak yang dipakai adalah yang asli dan
memiliki hak cipta yang sah. Hal ini juga berguna untuk memastikan perusahaan tidak dikenai
penalti atas penggunaan piranti lunak dan piranti mobile yang ilegal, yang akibatnya dapat
berdampak buruk pada perusahaan.
f. Melakukan Audit Secara Berkala
Audit internal, eksternal dan audit jaringan komputer dapat membantu dalam menilai dan
memonitor risiko serta mendeteksi kecurangan dan kesalahan. Menginformasikan pada pegawai
audit dapat membantu dalam menyelesaikan masalah privacy, menghindari kecurangan dan
mengurangi kesalahan. Auditor secara berkala harus menguji pengendalian sistem dan secara
berkala menelusuri penggunaan arsip-arsip perusahaan untuk mendeteksi adanya aktivitas-
aktivitas yang mencurigakan.
g. Mempekerjakan Pegawai Khusus yang Menangani Keamanan Komputer dan Memiliki Chief
Compliance Officer
Computer Security Officer (CSO) merupakan orang yang bertugas untuk menjaga keamanan sistem,
yang independen dari fungsi sistem informasi, dan melaporkan kegiatannya ke Chief Operating
Officer (COO) atau CEO. Banyaknya tugas yang terkait dengan ketentuan dalam Sarbanes Oxley
Act (SOX), serta aturan-aturan kepatuhan lainnya telah membuat perusahaan mendelegasikan
masalah kepatuhan kepada Chief Compliance Officer (CCO). Banyak perusahaan menggunakan
konsultan komputer eksternal atau tim in-house untuk menguji dan mengevaluasi prosedur
keamanan dan sistem komputer.
48 Ikatan Akuntan Indonesia