Page 101 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 101

Sedangakan Syarat istishna’ menurut Antonio (2001) adalah sebagai berikut:


                        1.   Modal transaksi al-istishna‟
                             a.    Modal harus diketahui

                             b.    Penerimaan pembayaran salam

                        2.   Al-mashu (barang)
                             a.    Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang

                             b.    Harus bisa diidentifikasi secara jelas
                             c.    Penyerahan  barang  dilakukan  dikemudian  hari  kebanyakan  ulama

                                   mensyaratkan  penyerahan  barang  harus  ditunda  pada  suatu  waktu
                                   kemudian, tetapi Mazhab Syafi‟i membolehkan penyerahan segera.

                             d.    Boleh  menentukan  tanggal  waktu  dimasa  yang  akan  datang  untuk

                                   penyerahan barang
                             e.    Tempat penyerahan

                             f.    Penggantian muslam fiihi dengan barang lain
                        Ketentuan barang yang dipesan yang dideskripsikan pada waktu akad dan serah-

                        terima barang adalah sebagai berikut (Antonio, 2001):


                        1.   Harus diketahui karakter dan spesifikasi barang yang dipesat tersebut baik
                             dari kualitas maupun kuantitasnya.

                        2.   Barang  yang  dipesan  harus  barang  yang  boleh  dimiliki  dan  dimanfaatkan
                             sesuai syariah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

                        3.   Dalam akad istishna’ tidak boleh ditentukan wkatu serah-terima barang. Jika
                             terdapat kesepakatan tentang waktu serah-terima barang, ketentuan akad yang

                             berlaku  adalah  ketentuan  akad  salam,  termasuk  didalamnya  kewajiban

                             membayar  harga  secara  tunai.  Menurut  Abu  Yusuf  dan  Muhammda  Ibn
                             Hasan, akad istishna’ dalam keadaan apapun, baik ditentukan waktu serah-

                             terimanya  maupun  tidak,  tetap  disebut  akad  istishna’  (selama  pernyataan

                             akadnya  menggunakan  akad  istishna.)  karena  penentuan  waktu  tersebut
                             merupakan  kebiasaan  yang  berlaku  dalam  masyarakat.  Sehingga  tidak

                             berlaku  hukum  akad  jual-beli  salam  sepertti  kewajiban  membayar  harga
                             secara tunai.




                        93 | A K A D ,   T A T A   K E L O L A   D A N   E T I K A   S Y A R I A H
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106