Page 219 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 219

c.    Ulama  fikih  mengemukakan  syarat-syarat  bagi  sahnya  rahn

                                   menyangkut beberapa hal, yaitu menyangkut syarat-syarat para pihak
                                   yang terkait dengan akad rahn, menyangkut syarat-syarat dari akad itu

                                   sendiri, menyangkut syarat-syarat utang, dan menyangkut syarat-syarat
                                   aguanan.



                        Penjelasan atas syarat di atas:

                        Syarat yang terkait dengan orang yang membuat akad rahn adalah bahwa orang itu

                        harus  cakap  bertindak  hukum,  menurut  jumhur  ulama  adalah  orang  yang  telah
                        baligh dan berakal. Sedangkan menurut ulama mazhab Hanafi, kedua belah pihak

                        yang berakad tidak diisyaratkan baligh, tetapi cukup berakal saja. Oleh sebab itu,

                        menurut  mereka,  anak  kecil  yang  mumayiz  boleh  melakukan  akad  rahn  yang
                        dilakukan anak kecil yang mumayiz ini mendapat persetujuan dari walinya.


                        Ulama Madzhab Hanafi mengatakan dalam akad rahn tidak boleh dikaitkan dengan
                        syarat tertentu atau dikaitkan dengan masa yang akan datang,  karena akad rahn

                        sama dengan akad jual beli. Apabila akad tersebut dibarengi dengan syarat tertentu

                        atau  dikaitkan  dengan  masa  yang  akan  datang,  maka  syarat  itu  menjadi  batal,
                        namun  akad tetap sah.  Misalnya, debitur mensyaratkan apabila tenggang waktu

                        utang telah habis dan utang belum terbayar, maka rahn itu diperpanjang satu bulan
                        atau kreditur mensyaratkan barang agunan itu dapat dimanfaatkan.


                        Ulama  Mazdhab  Maliki,  Madhzab  Syafi’i  dan  Madzhab  Hanbali  mengatakan

                        bahwa apabila syarat itu adalah yang mendukung kelancaran akad tersebut, maka
                        syarat tersebut diperbolehkan, tetapi apabila syarat tersebut bertentangan dengan

                        tabiat akad rahn, maka syarat yang demikian itu batal. Kedua syarat dalam contoh
                        diatas (perpanjangan rahn satu bulan dan agunan boleh dimanfaatkan), termasuk

                        syarat yang tidak sesuai dengan tabiat rahn, sehingga syarat tersebut dinyatakan
                        batal.


                        Syarat  yang  diperbolehkan  adalah,  misalnya  untuk  sahnya  rahn  tersebut  pihak

                        kreditur meminta agar dalam pembuatan akad itu hendaknya disaksikan oleh dua




                        210 | A K A D ,   T A T A   K E L O L A   D A N   E T I K A   S Y A R I A H
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224