Page 242 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 242

(3)  IJMA ULAMA


                        Sedangkan dalam ijma ulama 4 madzhab sepakat dengan bolehnya kafalah karena
                        sangat dibutuhkan dalam mu’amalah masyarakat. Dan agar pihak yang berpiutang

                        tidak dirugikan dengan ketidakmampuan orang yang berutang.Hanya saja, mereka
                        berbeda  pendapat  dalam  beberapa  hal.  Perlu  diketahui,  kafalah  yang  dilakukan

                        dengan  niat yang ikhlas mempunyai nilai ibadah yang berbuah pahala.



                        (4)  FATWA DSN TENTANG KAFALAH

                        Ketentuan  hukum  dalam  fatwa  DSN  MUI  No.  11/DSN-MUI/IV/2000  tentang

                        Kafalah ini adalah sebagai berikut :

                        1.   Ketentuan Umum Kafalah

                              a.   Pernyataan  ijab  dan  qabul  harus  dinyatakan  oleh  para  pihak  untuk
                                   menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).

                              b.   Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang
                                   tidak memberatkan.

                              c.   Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan

                                   secara sepihak.
                        2.   Rukun dan Syarat Kafalah

                               a.  Pihak Penjamin (Kafiil)
                                    Baligh (dewasa) dan berakal sehat.

                                    Berhak  penuh  untuk  melakukan  tindakan  hukum  dalam  urusan

                                      hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
                               b.  Pihak Orang yang berutang (ashiil, makfuul ‘anhu)

                                      Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.

                                      Dikenal oleh penjamin.
                               c.  Pihak Orang yang Berpiutang (makfuul lahu)

                                      Diketahui identitasnya.

                                      Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.
                                      Berakal sehat.





                        233 | A K A D ,   T A T A   K E L O L A   D A N   E T I K A   S Y A R I A H
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247