Berita IAI

Peluang dan Tantangan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0

23 September 2020 - Siaran Pers


(Jakarta, 22-23 September 2020) - Revolusi Industri 4.0 telah memberikan ancaman hilangnya peluang pekerjaan secara masif, terutama pekerjaan yang bersifat repetitif yang bisa tergantikan oleh otomasi mesin. Namun di sisi lain, akan banyak pekerjaan tercipta hingga tahun 2030. Sekitar 27 sampai 46 juta pekerjaan baru akan tercipta di sektor kesehatan, konstruksi, manufaktur, dan ritel. Sementara 10 juta peluang kerja yang tercipta adalah jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.

Demikian disampaikan Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Prof. Bambang Brodjonegoro, ketika menjadi keynote speaker pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) ke-23, yang digelar secara virtual. SNA ini mengangkat topik “Peran Akuntan Pendidik dalam Mewujudkan Sustainable Development melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi”, diikuti oleh sekitar 600 akuntan pendidik dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. SNA ke-23 virtual ini menampilkan puluhan pakar dari dalam dan luar negeri, serta membuka sesi panel serta lebih dari 50 kelas paralel dan presentasi makalah dalam waktu 2 hari, pada 22-23 September 2020.

Disrupsi teknologi ini juga menghadirkan tantangan dalam sistem dan proses bisnis akuntansi. Elemen transformasi digital mengubah tatanan sistem bisnis akuntansi konvensional dengan hadirnya big data, artificial intelligence, cyber security, dan automation. Akuntansi keuangan dan auditor level junior juga akan terkena dampak karena banyak sifat pekerjaannya bersifat repetitif.

Menristek/BRIN mengatakan, akuntan di masa kini akan lebih berperan pada analisis bisnis dan tugas-tugas yang bernilai tinggi. Analisis data dan advisory menuntut spesialisasi yang tinggi, serta adanya peluang pemberian jasa akuntansi secara efisien dan mobile. Akuntan juga akan lebih berperan dalam mengatasi terjadinya underground economy. Melalui pemanfaatan big data, pemeriksaan yang dilakukan akuntan tidak lagi mengandalkan sampling data, sehingga fraud akibat financial engineering dapat diminimalkan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kompartemen Akuntan Pendidik Ikatan Akuntan Indonesia (KAPd IAI), Prof. Dian Agustia mengatakan, SNA merupakan acara rutin KAPd IAI yang dilaksanakan setiap tahun untuk mediseminasi hasil-hasil penelitian di kalangan peneliti akuntansi di Indonesia. Prof. Dian berharap, SNA dan aktivitas penelitian ini memiliki dampak besar bagi pengembangan ilmu dan kehidupan masyarakat, serta bisa menjadi sumbangsih akuntan pendidik bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia serta bagi upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Pada SNA ke-23 virtual ini, sebanyak 152 paper telah lolos seleksi dari total 354 paper yang masuk. Dalam opening speech-nya, Prof. Dian mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun ini, telah mempercepat perubahan dan penggunaan teknologi di berbagai sektor kehidupan. Perubahan ini juga mengubah pendekatan dan proses kerja, strategi bisnis, dan budaya interaksi.

Tampil sebagai salah satu pembicara SNA ke-23, Associate Professor dari Singapore Institute of Technology, Koh Sze Kee menyatakan bahwa para akuntan kini dapat menjadi partner strategis perusahaan dalam masa transisi menuju masa depan yang lebih sustainable. Perusahaan membutuhkan informasi berkualitas tinggi untuk memahami dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan. Akuntan sudah terlatih dalam mengukur, mengevaluasi, dan mengomunikasikan kinerja perusahaan. Keterampilan dasar itu kini harus dilengkapi dengan pemahaman akan model bisnis, penguasaan tehnologi, dan kemampuan untuk merelevansikan diri dengan berbagai perkembangan yang terjadi.
SNA 23 Virtual 2020 ini juga menampilkan sejumlah pembicara, yaitu Prof. Aris Junaidi – Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud,  Prof. Ari Muktianto – Dekan FEB Universitas Terbuka, Sudimin Mina  - Director, Genuine Software Initiative (GSI) Microsoft Indonesia, dan  perwakilan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Selain itu, Kepala PPPK Kementerian Keuangan RI, Firmanzah Nazaroedin didampingi Prof. Lindawati Gani – selaku Anggota DPN IAI dan anggota AMCI, menyampaikan sosialisasi ASEAN CPA di hadapan para peserta SNA 23 ini.

Seluruh pembicara menyampaikan urgensi Akuntan Indonesia untuk menguasai teknologi dan memanfaatkan dalam proses riset maupun pembelajaran, sehingga profesi akuntan tetap terdepan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan sekaligus berperan dalam kancah regional bahkan global.

 

Tentang IAI

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang menaungi seluruh akuntan di Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. IAI merupakan anggota dan pendiri International Federation of Accountants (IFAC) dan ASEAN Federation of Accountants (AFA), serta associate member Chartered Accountants Worldwide (CAW).

Untuk menjaga integritas dan profesionalisme akuntan Indonesia, IAI menerbitkan Kode Etika Akuntan Indonesia. Sebagai standard setter, IAI menyusun dan menetapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.

Informasi lebih lanjut tentang IAI, kunjungi www.iaiglobal.or.id, atau email ke iai-info@iaiglobal.or.id. Terkait pandemi Covid-19, IAI telah mengeluarkan sejumlah guidance yang bisa diakses melalui http://iaiglobal.or.id/v03/home


Lampiran :

Siaran Pers SNA 23 Virtual cut 2.docx