Navigate to:
05 Desember 2025 - Siaran Pers

Jakarta (3 Desember 2025) – Kalangan profesi dan praktisi global menegaskan bahwa profesi akuntansi memegang peranan penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi, mempercepat transformasi industri, dan menjaga kepercayaan publik di tengah dinamika global. Hal itu mengemuka dalam sesi panel Seminar Internasional HUT ke-68 IAI bertema Reinventing Business Strategy: The Accountant Profession as Strategic Advisor & Guardian of Trust in Agile & Dynamic Business Environment. Diskusi ini menghadirkan perspektif strategis dari Lee White (CEO IFAC), Nawal Nely (Managing Director, Alvarez & Marsal), Ahmad Hidayat (Managing Director Internal Audit, Danantara Indonesia), dan Kamrussamad (Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Moneter KADIN).
CEO IFAC, Lee White menekankan bahwa ekonomi global memasuki fase di mana kualitas tata kelola dan keandalan informasi menjadi faktor penentu daya saing. Akuntan berada di jantung ekosistem kepercayaan, baik melalui pelaporan keuangan, manajemen risiko, maupun penguatan governance. Karena itu profesi akuntansi kini dituntut bukan hanya menjaga akurasi, tetapi juga menghadirkan insight strategis yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan teknologi, regulasi, dan kebutuhan pasar. IFAC secara konsisten menyerukan pentingnya profesi yang kuat, relevan, dan berintegritas, sebagaimana tercatat dalam berbagai publikasi IFAC mengenai kualitas audit dan pembangunan kapasitas profesi.
Lee White menambahkan bahwa transformasi industri dan ekspansi standar pelaporan keberlanjutan global menempatkan akuntan sebagai pendorong utama integrasi nilai jangka panjang. Ia menyoroti implikasi IFRS Sustainability Disclosure Standards yang dikembangkan oleh IFRS Foundation, yang oleh IFAC dan berbagai publikasi internasional diakui sebagai kerangka global yang mulai diadopsi berbagai yurisdiksi. Menurut White, kompetensi akuntan dalam memanfaatkan data, teknologi, dan analitik akan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan memperkuat ketahanan ekonomi perusahaan.
Di sisi lain, Nawal Nely menekankan pentingnya integritas dan keandalan pengendalian internal dalam menjaga stabilitas sektor bisnis. Perspektif ini sejalan dengan literatur akademik dan praktik global tentang peran internal control dalam mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas laporan keuangan, misalnya COSO Internal Control–Integrated Framework. Ia menegaskan bahwa akuntan, baik sebagai CFO, preparer, auditor, maupun advisor, harus mampu mengartikulasikan narasi kinerja perusahaan secara jujur, relevan, dan terhubung dengan strategi jangka panjang. Nely menekankan bahwa kompetensi profesional yang kuat dan standar IFRS yang diterapkan melalui IAI menjadi fondasi penting bagi transparansi dan akuntabilitas.
Dari perspektif korporasi, Ahmad Hidayat menyampaikan bahwa suatu korporasi sangat bergantung pada peran akuntan untuk memperkuat governance dan mengelola risiko dalam rangka transformasi bisnis. Literatur internasional mengenai governance dan peran akuntan dalam pengelolaan risiko korporasi juga menunjukkan bahwa kualitas profesi akuntansi sangat mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan strategis dan kinerja jangka panjang. Menurut Ahmad Hidayat, kemampuan akuntan untuk mengembangkan insight, bukan sekadar memproses data, akan menentukan keberhasilan organisasi dalam menghadapi tekanan industri dan tuntutan keberlanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Kamrussamad dari KADIN menyampaikan bahwa di tengah upaya memperkuat momentum saat ini, dunia usaha masih menghadapi hambatan struktural seperti perizinan yang berbelit, ketidakpastian regulasi, tumpang tindih kebijakan, dan rendahnya transparansi birokrasi. Dalam kerangka trisula ekonomi, fiskal, moneter, dan kebijakan industri keuangan, penguatan koordinasi kebijakan menjadi krusial untuk menjaga stabilitas dan mendorong ekspansi sektor riil.
“Di titik inilah sinergi antara KADIN Indonesia dan IAI menjadi strategis, khususnya melalui penguatan kapabilitas CFO dan akuntan sebagai value creators, percepatan standardisasi serta implementasi ESG dan sustainability reporting sesuai standar global, dan percepatan digitalisasi proses bisnis serta keuangan,” ujar Kamrussamad. Kolaborasi ini kian relevan mengingat berbagai temuan mengenai tantangan tata kelola korporasi, termasuk kinerja BUMN, yang menegaskan kebutuhan mendesak akan peningkatan kompetensi akuntansi, tata kelola, dan kualitas informasi dalam mendukung transformasi industri dan daya saing ekonomi nasional.
Diskusi strategis ini menggarisbawahi satu pesan utama: profesi akuntansi adalah fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan evolusi industri di era modern. Melalui tata kelola yang kuat, pelaporan yang andal, dan peran akuntan sebagai mitra strategis, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat daya saing ekonomi sekaligus memastikan keberkelanjutan bisnis di tingkat nasional dan global.
Tentang IAI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang menaungi seluruh akuntan di Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. IAI merupakan anggota dan pendiri International Federation of Accountants (IFAC) dan ASEAN Federation of Accountants (AFA), serta associate member Chartered Accountants Worldwide (CAW).
Untuk menjaga integritas dan profesionalisme akuntan Indonesia, IAI menerbitkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Sebagai standard setter, IAI menyusun dan menetapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.
Informasi lebih lanjut tentang IAI, kunjungi www.iaiglobal.or.id, atau email ke iai-info@iaiglobal.or.id
WA Official IAI: +628 111 055 141