Navigate to:
18 Agustus 2016 - Siaran Pers
Dunia digital tidak hanya melahirkan peluang dan dan
manfaat besar bagi publik dan kepentingan bisnis. Namun juga berimplikasi pada
risiko kesinambungan usaha dan kredibilitas organisasi.
Setidaknya ada
empat peran krusial Akuntan Profesional dalam mengawal perekonomian dan sektor
bisnis di era digital. Sebagai pengambil keputusan, akuntan harus mengambil
tanggungjawab
Dalam manajemen risiko, keputusan investasi
IT dan manajemen rantai nilai (supply chain). Sebagai auditor, akuntan
bertanggungjawab dalam audit pelaporan keuangan yang lebih baik dan cepat, dan
berbagai jasa assurans lainnya.
Menurut Kirstin Gillon dari The Institute of
Chartered Accountants In England And Wales (ICAEW), peran berikut adalah sebagai
penasihat pengambilan keputusan bisnis, dan sebagai pengguna sistem digital,
akuntan bertindak sebagai pengendali aplikasi, perangkat lunak, hingga pengawal
proses dan people. Empat aspek itu diungkapkan Kirstin dalam Free PPL Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dan ICAEW beberapa waktu lalu.
Menurutnya, risiko dan peluang teknologi perlu
diidentifikasi dan dipahami dengan baik oleh kalangan profesi di tengah tren IT
global, agar dunia bisnis dapat bertumbuh dengan aman dan optimal. Dalam
perspektif peluang teknologi ada konsep big data dan analisa risiko
sementara dalam perspektif risiko teknologi berkembang dinamika cyber security.
“Kita harus dapat mendapatkan manfaat dari digital
informasi, atau kompetitor yang memperoleh keuntungan
dari informasi berbasis IT tersebut,†ujarnya.
Menurutnya, pesan penting dalam dunia digital bagi
kalangan keprofesian yaitu bisnis seharusnya memang mempertimbangkan isu cyber
dalam setiap aktivitasnya. Bisnis juga perlu menyesuaikan sistem keamanan
informasi mereka dalam era kemajuan teknologi. Yang tak kalah penting bisnis
juga harus fokus pada informasi aset yang kritis dan kebanyakan bisnis tidak
mengetahui hak-hak dasarnya dalam tatanan digital.
“Kita tidak dapat memperoleh atau melindungi semua data
ataupun informasi pada waktu bersamaan, tapi kita dapat memperoleh dan
melindungi informasi yang penting bila kita fokus,†ungkapnya.
Kirstin menambahkan organisasi berbasis cyber dapat
berkembang dengan membangun tanggungjawab jelas dalam pelaksanaan dan
pengamanan sistem IT, memperbaiki kesepahaman antara direksi dan spesialis IT,
mengedepankan isu keamanan dalam pelaksanaan projek dan inovasi, keberadaan
peta yang mengidentifikasi risiko dan data bisnis strategis serta partisipasi
seluruh jaringan dalam membagikan
informasi yang digunakan antar lingkup industri.
Menurutnya direksi harus memiliki komitmen besar dalam
mengeksekusi kemajuan perusahaan berbasis digital, dengan membangun kapasitas
intelektual organisasi dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia,
berbagi informasi, menyiapkan infrastruktur dan berpikir inovatif dalam
menganalisa risiko rantai pasokan dan tuntutan konsumen.
“Perusahaan kecil pun dapat menjadi perusahaan cyber bila
mereka menunjukkan keinginan besar dalam mengalokasikan tanggungjawab dan mengedukasi
tim untuk merencanakan kemungkinan terburuk dalam era digital,†katanya. *AFM
(Tulisan ini telah terbit di Majalah Akuntan Indonesia
Edisi April – Juni 2016)
CA, Tentukan Kesuksesanmu!